Mengapa iPhone 7 & 7 Plus Warna Jet Black Sangat Susah Didapatkan?
Setelah sukses dengan warna champagne gold dan rose gold, Apple kini memperkenalkan warna jet black sebagai warna baru khas iPhone 7.
(yang menyatakan sukses siapa? pasti pernyataan dari Applenya sendiri tuh)
Bisa ditebak, warna ini langsung menjadi buruan utama para penggemar setia iPhone, padahal warna ini cuma hadir dalam model dengan kapasitas penyimpanan lebih besar alias lebih mahal ketimbang warna lainnya, dan juga sangat mudah digores dan meninggalkan bekas.
(tuh fanboy nya sadar, mahal mudah tergores, tapi kok knp bego bgt ya para fanboy ini..)
Lalu melihat begitu besarnya antusiasme para penggemar akan iPhone 7 & 7 Plus warna jet black, mengapa Apple tidak bisa menghadirkan persediaan yang mencukupi? Toh jika semuanya terjual, yang paling diuntungkan juga Apple bukan?
(gak mungkin untung fanboy, apple pasti sdh memperhitungkan, pasti bakal merugikan perusahaan dan merugikan para pengguna iphone 7, warnanya mudah tergores gitu kok)
Ada banyak alasan mengapa Apple sampai kehabisan stok iPhone warna jet black, namun faktor utama dari begitu minimnya persediaan untuk warna baru ini menurut analis Ming-Chi Kuo adalah sulitnya proses produksi untuk case berwarna jet black.
Dalam laporannya, Kuo mengatakan kalau kapasitas produksi untuk warna hitam legam ini cuma mencapai 60%-70% saja; jadi dari 100% kapasitas produksi yang bisa dihasilkan, 30%-40% case yang diproduksi kualitasnya tidak sesuai standar yang diminta Apple dan hal inilah yang membuatnya cuma tersedia dalam jumlah kecil.
Bisa jadi case-case di bawah standar inilah yang kemudian dipakai untuk memproduksi iPhone 7 super copy. (tuh, kasian bgt kan para fanboy dikasih case dibawah standar, pasti udh kerjasama tuh dengan Apple buat bikin super copy..)
Apalagi ditambah fakta bahwa warna jet black merupakan warna pilihan yang populer di kalangan pelanggan iPhone 7, maka tak heran jika pelanggan harus bersaing ketat untuk mendapatkannya.
Kuo mencatat bahwa pesanan warna ini mencapai 30-35% dari total pesanan di seluruh dunia, dan hampir separuhnya berasal dari Tiongkok.
Data tersebut memperlihatkan bahwa para pelanggan cenderung memilih warna baru yang paling mudah membedakan iPhone 7 dari iPhone 6s. (nah ini sdh membuktikan kalau Apple kurang inovatif dari segi desain, para fanboy ini menginginkan sesuatu yang berbeda dari iPhone 6s)
Lebih lanjut lagi, Kuo mencatat bahwa 50% pemesan lebih memilih iPhone 7 Plus ketimbang iPhone 7 standar, dan meyakini bahwa jumlah peminat iPhone 7 (berukuran kecil) tampaknya bakal lebih kecil lagi ketimbang iPhone 6s di tahun 2015.
Apple juga memberlakukan kebijakan baru dimana gelombang pertama perilisan dijalankan serentak di 28 negara, padahal tahun lalu mereka cuma merilis iPhone 6s di 12 negara saja.